Senin, 27 Desember 2010

Jualan Air di Pinggir Sungai

Pagi ini ada tugas dari babe merekam suatu acara dari perkumpulan semacam Olah Spiritual.

Sambil menunggu acara tersebut aku jadi berpikir.
Banyak juga guru-guru spiritual bermunculan sekarang ini, mungkin agama dipandang kurang mampu memenuhi kehausan rohani mereka, sehingga mereka mencari "air segar" dimana-mana.
Maka bermunculah guru-guru spiritual, baik yang murni maupun yang palsu demi kepentingan bisnis.
Masih bagus jika guru-guru spiritual tadi berasal dari Allah, Yahwe, Yg Ilahi, Nur Ilahi, Roh Kudus atau Yang Esa, tetapi kalo tidak...celaka.

Fenomena maraknya Guru-guru spiritual kupikir seperti berjualan air di pinggir sungai.
Yang Ilahi seperti Sungai yang jernih, tetapi manusia-manusia terbutakan mata hatinya untuk melihat sungai tersebut.
Guru yang baik, akan berusaha membukakan mata hati mereka, sehingga mereka bisa melihat dan mengambil air sendiri dari jernihnya Sungai Yang Ilahi.

Akan tetapi banyak Guru palsu yang berusaha menjual air sungai tersebut dan menjaga agar muridnya tidak bisa melihat sungai tersebut, malahan mereka melarang muridnya mengambil sendiri air sungai Yang Ilahi tersebut.
Banyak motivasi dari guru-guru palsu : Kekayaan Materi, Nama Harum, Rasa di Hormati, Kepuasan Pribadi.

Sebenarnya semua agama adalah Guru yang baik, yang berusaha menunjukkan kepada manusia Sungai jernih tersebut. Akan tetapi manusia malas untuk mengambil sendiri air tersebut, karena dibutuhkan perjuangan dan penderitaan.
Manusia lebih senang membeli air dari Guru-guru palsu, karena terasa lebih manis oleh bumbu-bumbu dari guru-guru palsu.
Guru-guru palsu sangat pandai menambah bumbu. Bumbu tersebut berupa : Mujizat kesembuhan, badan yang sehat, kekayaan materi, nama harum yang menyebar ke angkasa, Ketenangan Pikiran dan Kebahagiaan.

Tetapi waspadalah, sesuatu yang berasal dari kepalsuan adalah palsu juga.

Sekali lagi...waspadalah...waspadalah...hua....ha...ha...ha....







tertanda :
Bang Napi from Cibuk Lor.

Jumat, 27 Agustus 2010

Pemain Organ Tunggal

 Ada dua bidang yang berbeda yang digeluti pemain Electone (Organ Tunggal/OT)
  1. Musik (Pemain Musik)
  2. Entertainer (Penghibur)
Sebagai pemain musik, berarti dia memainkan suatu alat musik entah untuk hobby ataupun untuk bisnis.
Sebagi penghibur, berarti dia menghibur orang lain/ sekelompok orang.

Dari dua bidang tersebut muncullah 4 Kuadran yang berbeda :

Jago bermain musik dan jago pula menghibur orang lain
Di Kuadran ini, anda menjadi "Pemain Top". Laris manis, dan anda bisa sesuka hati mendapat fee yang anda inginkan.
Pada kondisi persainganpun, anda tinggal menyamakan harga dengan saingan anda. tetap saja anda yang akan mendapatkan job tersebut.
Kecuali kalo saingan anda adalah menantu yang punya hajat.....he he he.

Jago bermain musik tapi gak bisa menghibur orang lain
Biasanya terjadi pada Pemain Musik yang hanya menjadikan Musik sebagai "Hobby", dan sama sekali tidak mau terjun ke bisnis entertaint.
Bisa juga terjadi pada Pemain Musik yang "Pemalu" atau "Demam Panggung", begitu di atas pentas malah gak bisa main atau amburadul, salah salah anda malah dilempar botol oleh penonton yang kecewa.
Kondisi ini juga bisa terjadi pada Pemain Musik yang "Idealis" pada musiknya, sudah tau pentas dangdut tetap ngotot membawakan musik klasik giliran konser klasik malah mainin lagu dangdut.

Gak bisa main musik tapi jago menghibur orang lain
Ada beberapa trik yang bisa dipakai di Kuadran ini,
  • Jadi "Operator Song", bawalah midi file sebanyak mungkin, ketika song sudah di-play, pura-puralah anda jadi pemain musik yang handal, kalau perlu sampai jari-jari tangan anda teranyam jadi satu.
  • Pemain "Lipsing", mintalah bantuan operator sound untuk memainkan kaset atau CD hasil rekaman anda di studio, kemudian pura-puralah bermain musik dan bernyanyi. Kalo perlu putarlah lagu asli dari sang artis, maka penonton akan terkagum-kagum anda bisa meniru suara Mantous, ataupun Broery seperti aslinya, bahkan suara anda pun bisa persis BCL.
  • Pemain "Theatrikal", untuk menutupi kekurangan anda di bidang musik, berdandanlah anda ala Beatles, ataupun Rama Aipama ataupun jadi Banci di panggung, maka perhatian penontonpun akan lebih terfokus pada dandanan anda daripada musik yang anda mainkan
Gak bisa main musik juga gak bisa menghibur orang lain
Jika anda di kuadran ini, segeralah anda beralih profesi. Carilah profesi yang tidak membutuhkan kemampuan bermain musik dan kemampuan menghibur orang lain. Misalnya jadi "Direktur" ataupun "Tukang Batu", dua profesi tersebut tidak pernah meminta anda untuk bermain musik ataupun menghibur orang lain.





Kalau Aku....?
Kayaknya aku di kuadran ke 4, karena memang aku dilahirkan dengan bakat Direktur, dari kata : direken .......(dijadikan, bahasa jawa timur) ...............batur......(pembantu, bahasa jawa tengah)

Wkwkwkwkwkwkwkwk................................





Cibuk Lor, Kamis legi, Agustus 2010.

Minggu, 15 Agustus 2010

Sound Module Keyboard

Sound module adalah sebuah perangkat penghasil suara imitasi  (produk dari komponen-komponen elektronik) dan bisa dikategorikan alat musik elektrik (non akustik)

Ada dua jenis sound module:

  1. Hardware. (meskipun di dlmnya software juga). Biasanya berbentuk "rack"  
    Jaman dulu diciptakan untuk mengatasi keterbatasan ruang di studio musik (recording), karena mereka membutuhkan berbagai macam suara dari keyboard yg berbeda.
    Biasanya juga sering disebut keyboard tanpa tuts.

    Mulai dikenal luas di Indonesia sejak Fariz RM memulai pembuatan musik Midinya.
    Sekarang hampir semua produsen mengeluarkan versi Keyboard dan versi Module.

    Sound module yg legendaris : U220. JV80.
    Sound module "the best sound" bagi beberapa orang : Yamaha Motif, dan produk dr Korg.

    Untuk bank suara sendiri:
    Ada yg cuma dari internal (misalnya Roland seri D)
    Ada juga yg bisa tambah suara dng card khusus (mis Roland JV80 dan U220)
    Ada juga yang bisa sampling (Roland seri S), jadi kita bisa menambah suara dari hasil rekaman.


  2. Software, berfungsi sama dengan hardware, akan tetapi dia berwujud "Program Komputer"
    Jadi jelas dia membutuhkan perangkat komputer (PC atau Mac)

    Biasanya berwujud software VST atau VSTi atau DXi dan lain-lain.
    Ada yg merupakan program utuh (dng cara instal) atau ada yg bisa Copas (ber-extension .DLL)
    Ada yg bisa "stand alone" karena dia sudah bisa koneksi via midi, mis: minimog
    Ada juga yg harus ditempel di software yang menyediakan koneksi midi (Cakewalk, Sonar, Steinberg Band in Box, dll)
    Produk legendaris : Sample Tank, Hypersonic, Edirol dll

    Kendala di software adalah adanya "Latency" di PC, sedangkan utk Mac bisa diatasi dng Latency-nya yg mendekati 0. Akan tetapi Mac susah menerima software bajakan...(jadi mahal he he he)

    Seperti versi hardwarenya, ada yang cuma bisa suara bawaannya, tapi juga ada yg bisa sampling.


Sound module yang dulunya biasa dipakai di studio, sekarang juga sudah biasa dipakai di panggung, baik untuk band, orkes melayu, campur sari bahkan organ tunggal.

Dan tidak melulu digunakan keyboardis, bahkan alat musik akustik-pun bisa menggunakan sound module karena adanya converter analog to midi.
Gitaris band-ku, Eka saproen, tahun 1995 sudah menggunakan sound module (Roland U220), jadi gitarnya bisa bersuara piano, suling, chorus persis seperti keyboard.

Penggunaan sound module-pun tidak hanya untuk menambah kekayaan suara, tetapi bisa menambah penampilan menjadi "wah" dengan adanya banyak peralatan di panggung (meskipun tidak digunakan..he he).
Dan juga bisa jadi pendongkrak harga jual artis. (kasihan kan, udah bawa peralatan macam-macam)

Sedikit saran untuk pemusik: perlu dipertimbangkan dana lebih yang kita gunakan untuk pemakaian sound module dan efek bertambahnya nilai jual, efek promosi dan efek bertambahnya daya saing.






Mohon sumbang saran dan perbaikan dari para pakar sound module
Dan semoga tulisan ini bermanfaat....

Kamis, 12 Agustus 2010

Terpaksa Libur

Bulan Puasa, bulan penuh berkah, akan tetapi sangat susah dijalani bagi kalangan entertaintmen.
Bagaimana tidak, banyak pekerja entertainment yang "menganggur" di bulan suci puasa karena banyak tempat hiburan yang tutup selama bulan puasa.

Disaat penghasilan berkurang, bahkan ada yang nol sama sekali, saat itu pula harga-harga barang kebutuhan mulai naik menjelang Lebaran.
Belum lagi kebutuhan di saat Lebaran, entah untuk mudik, ataupun persiapan suguhan untuk sanak saudara yang akan bersilaturahmi, jelas sangat membutuhkan dana yang lebih dari bulan-bulan biasa.
Keadaan inilah yang dirasakan sangat berat bagi para pekerja di bidang entertaintmen, apalagi yang pekerjaannya cuma berskala lokal.




Beberapa tahun belakangan, memang ada sedikit angin segar dengan maraknya acara "Ngabuburit",

Entah diselenggarakan secara regular ( beberapa kafe dan restauran men-siasati keadaan dengan buka sore hari untuk menjaring pelanggan yang mau berbuka puasa ).

Ataupun yang diadakan secara event ( beberapa perusahaan mencoba promosi dengan membuat acara hiburan di tempat-tempat nongkrongnya anak-anak muda yang sedang menunggu waktu buka puasa )

Akan tetapi, jika dihitung dengan kenaikan kebutuhan, tetap saja penghasilan terasa kurang.



Beberapa kalangan menilai, kesalahan ada pada manajemen keuangan, bagaimana seharusnya kaum entertaintmen pandai menabung di bulan-bulan sebelumnya untuk persiapan puasa dan lebaran.

Tapi ini juga teori, prakteknya amat susah dilaksanakan.
Bagaimana bisa menabung, untuk kebutuhan sehari-hari saja kadang tidak mencukupi.



Akhirnya kaum entertaintmen hanya bisa mensikapi dengan menerima keadaan ini secara ikhlas, sambil mencoba usaha di bidang lain, misalnya jadi buruh gendong atau jadi tukang batu.
Ini bagi yang mempunyai keahlian lain di luar bidang entertaintmen.

Bagi yang tidak mempunyai keahlian lain, waktu luang ini juga bisa digunakan untuk berlatih, mengasah kemampuan di bidang entertaintmen, siapa tahu akan sangat berguna di saat "panen syawalan".




Sedikit saran dari-ku, disaat yang berat begini akan sangat tepat untuk berlatih dan mengasah kemampuan dalam..... "Mencari Utangan"......he he he...Semoga Sukses..










Cibuk Lor, 12082010
Detik-detik menunggu hari Ultah Istriku dan hari Utang Nasional

Permulaan Puasa 1431 H

Kemarin sore, hari pertama puasa 1431 H , aku meluncur ke tempat pertemuan "Arisan Guyup Rukun"
Arisan yang diadakan oleh pemusik dan penyanyi Yogyakarta.


Melewati jalan Godean-Yogyakarta, seperti biasa terjadi di bulan puasa, jalanan macet karena banyaknya penjaja makanan buka puasa.
Saking banyaknya orang yang berjualan, sering membuat persaingan yang tidak sehat, dan justru melunturkan makna bulan puasa.

Ada beberapa penjual yang sengaja berpakaian yang mungkin tidak begitu pantas dipakai di bulan puasa.
Gadis-gadis muda berpakaian yang sedemikian heboh dan berdandan over untuk menarik calon pembeli.

Ada juga yang memakai trik "tukang parkir" yang memaksa kita untuk memarkir kendaraan dan membeli makanan buka puasa.




Sore itu ada juga kejadian yang membuatku mengelus dada.
Seorang pemuda dengan seorang gadis berkelahi melawan pemuda lainnya di pinggir jalan.
Pemuda yang cuma seorang diri itu akhirnya melarikan diri dengan motornya.
Motor digeber sekencangnya hampir menabrak pagar jembatan dan orang-orang sekitar.
Aduh, mas.... ini kan baru puasa pertama, masak sudah panjenengan kotori dengan perbuatan tidak baik.

Semoga ini menjadi kejadian terakhir yang mengotori bulan puasa.









Cibuk Lor, Puasa hari kedua 1431 H
Sekalian mengucapkan "Selamat Menunaikan Ibadah Puasa" bagi yang menjalankannya.

Kamis, 05 Agustus 2010

Titén ( memperhatikan, bahasa jawa )

Pohon Randu Alas di desaku berbunga.
Daun-daunnya berguguran berganti bunga merah muda memenuhi ranting-ranting pohon.

Kata tetanggaku, daun dan bunga randu alas tidak pernah bisa akur, saatnya berbunga, daun daun akan berguguran.
Begitu juga saat berdaun, bunga-bunga akan berguguran berganti dengan daun yang menghijau.

Biasanya jika randu alas berbunga, saat itu saat udara dingin, ini juga kata tetanggaku.
Wah, tetanggaku ini ternyata menerapkan "ilmu titén", Yang sangat jarang digunakan saat ini.




Ilmu titén, ilmu memperhatikan kejadian-kejadian sekitar, baik alam maupun manusia, dan mencatat dalam pikiran sebab maupun akibat kejadian tersebut.
Manusia sekarang sudah jarang memperhatikan alam sekitar, mungkin karena kesibukan atau mungkin karena adanya sarana-sarana modern.





Manusia dulu, tau membedakan mana mendung yg berarti hujan, mana mendung yang tidak akan menjadi hujan.
Berbeda dengan manusia sekarang, sudah tidak perduli, mau hujan mau tidak, toh dia memakai mobil.

Begitu juga alam sekarang, susah untuk dititéni, susah untuk dihapal prilakunya, mungkin karena global warming, kemajuan teknologi yang tidak manusiawi, keserakahan pembangunan dan macam-macam.





Sebenarnya gak usah sampai niténi, atau menghapalkan, tapi memberi perhatian yang cukup untuk alam sekitar bisa membuat efek yang dahsyat bagi kehidupan.


Cobalah perhatikan bunga-bunga yang mekar di halaman, dengarlah kicauan burung di ranting pohon, perhatikan hijaunya daun- daun dan rumput-rumput yang bergoyang diterpa angin.

Coba dengarkan gemericik air di empang kecil, pandangi birunya langit dan awan yang berarak.
Sungguh, alam sedang berbicara dengan anda dari hati ke hati.


















Cibuk lor, awal Agustus.

Selasa, 03 Agustus 2010

BB KO, Android Tepar tapi Kentongan berjaya

Di Jaman Modern, Kentongan Masih Eksis Sebagai Alat Komunikasi
GUNUNG KIDUL_Di Jaman Modern seperti saat ini, ternyata kentongan masih menjadi alat komunikasi yang cukup eksis. Di Pedukuhan Kasihan, Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunung Kidul, keberadaan kentongan sebagai alat komunikasi masih dipertahankan sampai sekarang. Di Pedukuhan Kasihan inilah, kentongan digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan warga saat ada pertemuan.

Kepala Dusun Kasihan, Sugiyono (53 tahun) mengatakan, kentongan menjadi alat komunikasi yang praktis untuk mengumpulkan warga. "Masyarakat Dusun Kasihan sudah terbiasa dengan keberadaan kentongan sebagai alat komunikasi", tambahnya.

Sistem pemakaian kentongan sebagai alat komunikasi di Dusun Kasihan ini cukup mudah. "Pukul jam setengah enam sore kentongan dipukul dan masyarakat akan mengetahui bahwa nanti malam akan ada pertemuan, kemudian pada pukul tujuh malam kentongan dipukul kedua kalinya dan saat itu masyarakat sudah mengetahui bahwa pertemuan akan segera dimulai",ungkap Sugiyono.

Kentongan digunakan sebagai alat komunikasi memang sudah sejak jaman dahulu khususnya dipedesaan. Misalnya, bunyi titir atau kentongan yang dipukul secara cepat dan terus menerus merupakan pertanda bahwa terjadi bencana alam, kerusuhan atau pencurian. Dengan adanya bunyi kentongan tersebut masyarakat sudah mengeahui adanya bencana atau pencurian.

Kentongan adalah alat yang biasanya terbuat dari bambu atau kayu. Secara umum bentuk kentongan bulat memancang. Tapi saat ini bentuk kentongan sudah bermacam-macam seperti bentuk cabe atau ular. Dalam kentongan terdapat ruang, sehingga saat dipukul akan mengeluarkan suara.

JUjur DIlarang

Kemarin siang, aku mengajak salah satu anak buahku, mas N, untuk membantu mengangkat barang.
Selama di perjalanan kami ngobrol, "bagaimana kabarnya mas L..?" kataku.

"wah, remuk mas, udah semalaman gak tidur maen Sam Gong, malah mas L kalah 300 rb."
Alamak, maen Sam Gong aja bisa kalah 300 ribu.

Ternyata mas L tidak bisa menerapkan Prinsip Judi.
Judi adalah singkatan dari Jujur Dilarang.
Jadi Prinsip bermain judi adalah jangan bermain jujur kalo ingin menang....he he he.





Ada banyak pandangan tentang Judi.

Untuk kalangan tertentu, hukumnya adalah haram.
Untuk kalangan ini, Judi benar-benar dilarang, bahkan hal-hal yang berbau judipun harus disingkirkan

Untuk kalangan yang lain, hukumnya diperbolehkan asalkan porsinya tidak mengganggu kehidupan.
Untuk kalangan ini, Judi adalah Ci Suak ( buang darah kotor / buang sial ).
Mereka berpandangan, daripada kesialan melanda mereka di meja Bisnis, lebih baik kesialan melanda mereka di meja Judi. Biasanya mereka menyediakan dana tertentu yang akan dihabiskan di meja Judi.

Bagi Kalangan yang lain lagi, Judi adalah suatu hiburan yang tidak sehat. Dan mereka berjanji dalam Babtis mereka, untuk menentang hiburan yang tidak sehat.

Ada juga beberapa kalangan yang memberi penghormatan kepada Judi, sehingga percaya adanya Dewa Judi. Bagi kalangan ini, untuk setiap masalah kehidupan, mereka mencari solusi dengan Judi.
Jika kesulitan hidup melanda, mereka akan memutar dadu (atau pakai lidi 3/pentagram) dan mencari jawaban pada kitab suci mereka berdasar angka atau pentagram yang keluar, bukankah ini juga berbau Judi.





Menurutku, pada setiap pandangan, percayai saja hati nurani masing-masing.
Silahkan berpandangan apapun, asalkan sesuai hati nurani masing-masing, itu sudah benar.



















Cibuk Lor, 3 Agustus 2010

Jumat, 30 Juli 2010

Keterbatasan Kata

Banyak 'makna' yang bisa kita mengerti, akan tetapi sangat susah untuk menempatkannya dalam suatu wadah yang kita sebut 'kata'

Hal tersebut sering menimbulkan "miss comunication", salah persepsi, kesulitan memahami seseorang, atau pun bisa menimbulkan gesekan gesekan antar pribadi.

Untuk mengatasi 'Keterbatasan Kata', banyak alat bantu yang dikaruniakan-Nya kepada kita, ada irama, tekanan pengucapan, bahasa tubuh, pandangan mata dan ikatan batin.

'Kata' sebenarnya hanya pembungkus 'makna'. Tetapi sering terjadi kita hanya berkomunikasi sebatas 'kata', bukan mengkomunikasikan 'makna'. Sungguh,... suatu komunikasi terhadap sesama tanpa kedalaman.

Padahal sungguh dahsyat komunikasi 'makna' dengan sesama, bahkan pada titik tertentu kita sudah tidak membutuhkan 'kata', 
Hanya dengan pandangan mata dan bahasa tubuh, komunikasi bisa terjalin.

Mari kita belajar berkomunikasi dengan kedalaman, berkomunikasi 'makna'.
Bukan hanya berkomunikasi 'kata', karena kita sadar adanya keterbatasan 'kata'.






Cibuk Lor, 4 jam sebelum pernikahan seorang teman.

Kamis, 29 Juli 2010

Kejarlah Daku

Suatu saat, Idris Sardi sang Maestro Biola pernah mendapatkan surat dari para musisi muda.
Mereka meminta Sang Maestro untuk mundur dari dunia musik dan memberi kesempatan kepada yang muda untuk berkiprah.

Apa jawab sang Maestro...?
" Saya tidak akan mundur, kalo mau, kejarlah saya. Berlatihlah sekuatnya agar bisa melampaui kemampuan saya,"

Satu jawaban yang saya anggap benar. "Persaingan sehat",......
Kalo ada orang lain yang lebih jago, jangan pernah meminta orang tersebut mundur.
Lebih baik kita berlatih lebih keras, agar kemampuan kita bisa melampaui orang tersebut.

Menurut saya, sangatlah baik, jika satu generasi mempunyai kemampuan yang lebih daripada generasi sebelumnya.
Saya rasa ini juga berlaku di semua bidang.

Kakak yang baik akan sangat senang jika sang adik bisa lebih jago dari sang kakak.
Orang tua yang baik akan sangat bangga bila anaknya bisa melampaui dirinya.







Selamat berlatih, dan berusaha sekuat tenaga.

Senin, 26 Juli 2010

Pergantian Pemain

Dalam dunia Entertaintment, ganti mengganti sudah lumrah terjadi.
Baik pemain musik, penyanyi, MC, penari dan pengisi acara yang lain.

Ada pergantian yang memang kita terima dengan senang hati.
Mungkin pada saat itu kita sedang kecapekan,
Atau mungkin kita mendapatkan job yang lebih menyenangkan,
dari segi keuangan ( fee-nya lebih bagus ),
atau dari segi pertemanan ( kita dapat job baru dari pelanggan ataupun teman ).
Maka kita relakan job tersebut diambil alih orang lain, ataupun kita yang mencarikan pengganti.

Ada juga pergantian yang kita terima dengan berat hati.
Di saat kita membutuhkan uang, job kita direbut orang lain,
Bahkan yang lebih tidak mengenakkan, job tersebut direbut teman sendiri.

Ada beberapa alasan pergantian pemain,

  • Kita sendiri yang menolak job tersebut, maka job akan diserahkan orang lain
  • Persaingan Harga, harga yang mereka tawarkan lebih rendah dari harga kita.
  • Persaingan Kemampuan, mereka lebih jago daripada kita.
  • Persaingan Hubungan, ternyata pemain pengganti keponakan manajer cafe, atau pemain pengganti adalah kakaknya tamu potensial cafe tersebut.
  • Pergantian Suasana, meskipun harga kita sudah murah, kemampuan kita bagus, tapi pemberi kerja pengin suasana baru, maka tergeserlah kita ke laut.


Maka kita perlu berbesar hati, dan selalu siap dengan perubahan yang ada.
Yang perlu kita lakukan adalah selalu memperkuat daya jual kita.


Dan apabila pergantian yang tidak menyenangkan itu menimpa kita, ingatlah bahwa Rejeki sudah ada yang mengatur.
Kita kejar sekuat tenaga pun, kalo itu belum rejeki kita, pasti lewat juga.
Tapi kita juga salah bila tidak berusaha sekuat tenaga mengais rejeki.


Selamat berlatih, melobby pemberi kerja, dan bermanis kepada penggemar,

he he he......


Karangan Sendiri

(Dedicated to Almarhum Leo Kalla)


Cerita ini adalah pengalaman yang pernah di alami oleh Leo Kalla alm. seorang teman dekatku, seorang pemain organ tunggal dari pulau Alor, dan sekarang menjadi 'pengisi tetap cafe surgawi'.




Suatu saat Leo dapat job mengisi hiburan di acara lomba catur.
Setelah menyanyikan berapa buah lagu, datanglah seorang pria setengah baya hendak ikut menyumbangkan lagu ( membuat lagu jadi sumbang...he he he...red )


Setelah sampai di dekat Leo, bapak ini membisikkan sesuatu ke telinga Leo.
"ya udah pak,........ bapak nyanyi dulu aja gak usah pake mic, saya cari akordnya", kata Leo


Ternyata bapak ini pengarang lagu, pikir Leo, dia akan membawakan lagu karangannya sendiri..




Setelah bapak itu pelan-pelan menyanyikan lagu-nya,....... lho, kok rasanya pernah dengar lagu-nya ya, pikir Leo.


Setelah berpikir lagi sambil mendengarkan bapak itu menyanyi, woalah.....ternyata bapak ini mau membawakan lagu yang judulnya "Gubahanku" bukan lagu gubahan (karangan) bapak itu.




Ternyata sewaktu bapak itu tadi membisikkan judul lagu "Gubahanku", Leo berpikir bapak itu mau membawakan lagu gubahannya sendiri alias karangannya sendiri....ha ha ha...padahal bapak itu mau menyanyikan lagu dengan judul "Gubahanku" karangan Gatot sunyoto..










Ha....ha....ha..... Leo,...Leo..... 
Aku yakin kamu si sana sudah bahagia...
Sorry, dulu aku gak melayat, habis kamu meninggalnya di Bali, Jogja-Bali kan jauh.....

Minggu, 25 Juli 2010

Pentas Dangdut

Sudah beberapa saat ini desa-ku punya gawe.
Pada waktu Kampanye calon Bupati "yang akhirnya tidak" terpilih, desaku mendapat bantuan pasir dan semen untuk memperkeras jalan desa.
Berkat kerja keras dan 'sumbangan tambahan' warga, akhirnya perkerasan jalan desa selesai.

Untuk acara syukuran, tadi malam pemuda desa mengadakan pentas dangdut
Karena dana mepet, mereka memanggil group 'dangdut prapatan', yang terdiri dari elektone, suling dan kendang.
Mungkin mereka sungkan meminta diriku pentas karena dana sangat minim, padahal kalo dimintapun diriku pasti menolak,..he he he. Sebab daripada diriku sudah ada job yang lain....

Sepulang dari 'mbut ge' (nyambut gawe=bekerja) aku bertanya kepada istriku yang ikut menonton pentas dangdut.
"bagaimana pentasnya tadi..."
"ramai,...gelut...(berkelahi)..."

Woalah, dari jaman behula sampai jaman 'intel i7' kok ya sama saja.
Pentas dangdut sama dengan tawuran. Seni proletar yang selalu diwarnai perkelahian.
Mungkin penyebab utama adalah tiap kali ada pentas dangdut, penonton menikmati bersama mas 'Alkohol'
Asal mula perkelahian biasanya karena senggolan pada waktu joget, bahkan ada semboyan diantara para pemuda desa, ......"senggol tusuk"......

Makna pentas dangdut sebagai ucapan syukur rusaklah sudah.
Syukuran kok malah diwarnai perkelahian.

Pentas dangdut sekarang bukanlah ajang pentas seni tetapi ajang kekerasan.





"Aduh......ma..!!!, papa ini kan sedang ngetik, jangan disenggol to..."
"Entar mama bisa papa 'tusuk' lho......"
"e..e...e...e..malah sengaja nyenggol terus, oke deh, ma..... sini....papa tusuk..."


YUUUUK........MARIIIIIIIIIIII..........Eng ing eng......









Cibuk 25072010

Sabtu, 24 Juli 2010

Pemusik Malam

Pagi tadi, sekitar pukul 2, sepulang dari tugas rutin di Pandan Garden Resto, aku mampir ke warung Indomie.

Sesampai di sana, ternyata sudah berkumpul beberapa orang yang sedang asyik ngobrol sana ngobrol sini.
Ada yang menarik dari orang-orang tersebut, wajahnya memerah, matanya juga, dan nafasnya berbau naga.

Sambil menunggu pesanan indomie goreng 'tante' alias 'tanpa telur' aku ikut mendengarkan obrolan mereka.

"Wah, di tempat-ku tadi ada tamu nyanyi terus, bikin seret tip-nya, karena tamu yang lain jadi sebel, trus pulang gak kasih tip..."
"Kalo di tempatku, tadi malah telat pentasnya, nunggu tukang kendang"
"Eh,..si Bedjo bisa nggak ya, besok malam minggu ngebantu gitar di tempatku"
"coba tanya aja sendiri, nih nomer hape-nya...."

Oh, ternyata mereka semua pemusik, dan dari percakapan mereka, aku simpulkan mereka dari group 'orkes melayu'

Yang menarik pikiranku, kenapa mereka seragam, wajah memerah, mata juga memerah, dan nafas berbau khas.
Apakah mereka vampire ya....? ternyata tidak, mereka adalah pamusik yang sudah master, tapi master of drunken...drunken master, alias dewa mabuk.




Apakah pemusik malam identik dengan drunken master..?

Memang dunia malam dan alkohol sangat berhubungan erat, malam yang dingin patut dihangatkan oleh Mr. Jack Daniel. Miss Contreu, Bapak Topi Miring, Mbokde Lapen, dan Keluarga 'mben-omben" yang lain.

Sebagai pekerja malam, para pemusik sangat susah menahan godaan tersebut, apalagi kalo tamu berduit sudah "flying without wing'.
Mereka akan menawarkan dan mencekoki pemusik dengan minuman, dan akan marah besar jika tawarannya ditolak.

Dan setelah sekian lama di dunia malam, akhirnya upacara minum-meminum dan cekok-mencekoksudah jadi kebiasaan yang mana juga menjadi 'kecanduan'

Sudah jatuh, tertimpa tangga.
Bayaran main musik sedikit, harga minuman mahal, padahal mereka sudah kecanduan.
Akhirnya ekonomi morat-marit, keluarga berantakan....kasihan bener.

Kupikir, menjadi Pemusik Malam tidak hanya membutuhkan skill musik aja, tapi juga skill untuk menahan godaan-godaan dunia malam.

Pemusik Malam harus belajar ilmu 'Joyoendho'
Ilmu menghindar dari upacara minum-meminumi dan cekok-mencekoki





Setelah Indomie 'tante' kuhabiskan, dan kubayar, aku berpamitan dengan mereka semua,
"Mari semuanya, aku pamit duluan..."
"Mangga-mangga,mas...silahkan...."

Guubrraaak................Aku tepar di trotoar, kakiku diikat oleh Red Label...
Aduh sorry...si Bandel 'Red Label',...... dirimu belum kusebut-sebut dari tadi...



















He he he
Cibuk Lor, 24072010