Senin, 27 Desember 2010

Jualan Air di Pinggir Sungai

Pagi ini ada tugas dari babe merekam suatu acara dari perkumpulan semacam Olah Spiritual.

Sambil menunggu acara tersebut aku jadi berpikir.
Banyak juga guru-guru spiritual bermunculan sekarang ini, mungkin agama dipandang kurang mampu memenuhi kehausan rohani mereka, sehingga mereka mencari "air segar" dimana-mana.
Maka bermunculah guru-guru spiritual, baik yang murni maupun yang palsu demi kepentingan bisnis.
Masih bagus jika guru-guru spiritual tadi berasal dari Allah, Yahwe, Yg Ilahi, Nur Ilahi, Roh Kudus atau Yang Esa, tetapi kalo tidak...celaka.

Fenomena maraknya Guru-guru spiritual kupikir seperti berjualan air di pinggir sungai.
Yang Ilahi seperti Sungai yang jernih, tetapi manusia-manusia terbutakan mata hatinya untuk melihat sungai tersebut.
Guru yang baik, akan berusaha membukakan mata hati mereka, sehingga mereka bisa melihat dan mengambil air sendiri dari jernihnya Sungai Yang Ilahi.

Akan tetapi banyak Guru palsu yang berusaha menjual air sungai tersebut dan menjaga agar muridnya tidak bisa melihat sungai tersebut, malahan mereka melarang muridnya mengambil sendiri air sungai Yang Ilahi tersebut.
Banyak motivasi dari guru-guru palsu : Kekayaan Materi, Nama Harum, Rasa di Hormati, Kepuasan Pribadi.

Sebenarnya semua agama adalah Guru yang baik, yang berusaha menunjukkan kepada manusia Sungai jernih tersebut. Akan tetapi manusia malas untuk mengambil sendiri air tersebut, karena dibutuhkan perjuangan dan penderitaan.
Manusia lebih senang membeli air dari Guru-guru palsu, karena terasa lebih manis oleh bumbu-bumbu dari guru-guru palsu.
Guru-guru palsu sangat pandai menambah bumbu. Bumbu tersebut berupa : Mujizat kesembuhan, badan yang sehat, kekayaan materi, nama harum yang menyebar ke angkasa, Ketenangan Pikiran dan Kebahagiaan.

Tetapi waspadalah, sesuatu yang berasal dari kepalsuan adalah palsu juga.

Sekali lagi...waspadalah...waspadalah...hua....ha...ha...ha....







tertanda :
Bang Napi from Cibuk Lor.